UJI ASUMSI KLASIK (AUTOKORELASI, HETEROSKEDASTISITAS, MULTIKOLINERITAS DAN NORMALITAS) UNTUK DATA PANEL (DENGAN SPSS, EVIEWS DAN STATA)




Bismillahirrahmanirrahim…

Sebelum saya bicara lebih lanjut, pertama-tama anda harus berjanji untuk membaca tulisan ini SECARA TUNTAS DAN BERURUTAN agar anda tidak tersesat! Serius. Saya yakin sekarang anda berada dalam posisi yang sangat sulit, sulit mencari tutorial baik di blog maupun di youtube mengenai tutorial uji asumsi klasik untuk data panel yang anda miliki. Kata kunci google anda dipenuhi dengan kalimat-kalimat: uji heteroskedastisitas data panel eviews, uji autokorelasi data panel SPSS, blablabla… Tapi tak satupun blog maupun youtube yang membahasnya. Kalaupun anda, paling-paling mereka hanya menjelaskan Uji regresi data panel dengan Eviews! Benar bukan? Tenang saja, saya juga pernah berada pada posisi yang sama dengan anda saat ini. Hal ini karena satu alasan mendasar: LOGIKA “UJI ASUMSI KLASIK” BELUM ANDA PAHAMI SECARA TUNTAS. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa alasan: dosen anda tidak pernah mengajarkan, dosen anda mengajarkan tidak tuntas, atau dosen anda mengajarkan dengan baik tapi anda malah buka Instagram di pojokan… Hehehe

Oke, sebelum kita bicara tentang uji asumsi klasik, saya harus pastikan dulu bahwa data yang anda miliki memang data panel. Seperti yang kita ketahui, data panel merupakan gabungan antara data cross section dan data time series. Seperti contoh data saya sebagai berikut:
  

Data diatas merupakan data contoh date panel, dengan unit cross section berupa kode saham bank (AGRO, BABP, BACA, etc.) dan dengan unit time series berupa tahun (2010-2014). Adapun CAR, NPL, LDR, TDR dan EAR merupakan variabel independen sedangkan variabel dependennya yaitu ROA. Untuk anda yang berasal dari jurusan ekonomi pasti tidak dengan asing lagi dengan variabel-variabel tersebut, ya mereka adalah variabel-variabel pengukur kinerja perbankan. Tapi, untuk lebih memudahkan, maka vaiabel-variabel independen tadi saya ganti dengan X1, X2, X3, X4 dan X5 sedangkan variabel dependen akan saya ganti dengan Y.

Bila anda ingin melakukan uji asumsi klasik dan uji regresi data panel baik dengan SPSS maupun Eviews maka “WAJIB” hukumnya anda mengikuti format data seperti diatas. Saran saya, data tersebut anda ketikkan dalam Microsoft Excel, sehingga anda mudah mengkopinya ke SPSS atau ke Eviews. Oke, setelah anda memastikan bahwa data yang anda miliki memang benar data panel, maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan uji asumsi klasik. Ya, sebelum kita melakukan uji regresi maka terbebas dari pelanggaran uji asumsi klasik adalah syarat “wajib” yang data anda harus penuhi terlebih dulu. Bicara soal common effect, fixed effect dan random effect nanti belakangan. Fokus saja dulu disini!

1. Uji Autokorelasi
Apa yang dimaksud dengan uji autokorelasi? Apa tujuannya uji autokorelasi? Uji autokorelasi ditujukan untuk melihat apakah observasi pada tahun t dipengaruhi oleh tahun sebelumnya (t-1). Sebagai contoh dengan menggunakan data saya, maka analoginya apakah data tahun 2012 mendapatkan pengaruh dari tahun 2011? Inilah yang coba dijawab oleh uji autokorelasi. Bila terdapat pengaruh, maka dikatakan pada data tersebut terdapat masalah autokorelasi. Lalu, kita kembali kepada data panel. Coba anda amati contoh data saya baik-baik! Data tahun 2014 dari bank AGRO berbatasan langsung dengan data tahun 2010 dari bank BABP. Apakah bisa kita memperbandingkan data dari dua perusahaan yang berbeda? Jawabannya tidak bisa saudara-saudara. Eits, tunggu dulu, sepertinya anda berfikir saya mengada-ada. Yang perlu anda ketahui sebenarnya adalah “TIDAK ADA YANG NAMANYA UJI ASUMSI KLASIK UNTUK DATA PANEL”. Untuk melakukan uji asumsi klasik, maka kedudukan data anda harus jelas, apakah modelnya time series atau cross section!!! Lalu bagaimana dengan contoh data saya? Coba anda perhatikan baik-baik data saya! Lebih mendekati mana, time series atau cross section? Ya, “Data panel sama dengan data cross section”. Jawabannya sederhana, data time series tidak akan mengulang-ngulang periode! Lihat data saya! 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, lalu… kembali ke 2010… Lalu bagaimana dengan uji autokorelasinya? Sekali lagi saya bertanya, apa tujuan uji autokorelasi? “untuk mengetahui apakah data pada periode sebelumnya mempengaruhi data pada periode sekarang”, lalu apakah kita bisa membandingkan data AGRO tahun 2014 dengan data BABP tahun 2010? Atau dengan kata lain, apakah kita bisa mengatakan data yang dikeluarkan perusahaan BABP pada tahun 2010 mendapatkan pengaruh oleh data yang dikeluarkan oleh AGRO pada tahun 2014??? It’s making no sense, right? TIDAK MASUK AKAL masbro mbabro…  Hadehh. Maka dari itu, Uji Autokorelasi hanya ditujukan untuk data yang bersifat time series! Kan jadi masuk akal jika saya membandingkan data AGRO tahun 2010 ke 2011, data tahun 2011 ke 2012, dst. Right? So, jawaban dari pergelutan anda mengenai uji autokorelasi pada data panel adalah… TIDAK ADA UJI AUTOKORELASI PADA DATA PANEL!!! Kalaupun ada skripsi atau jurnal yang melakukan uji autokorelasi, maka hasil ujinya “tidak memiliki makna sama sekali” atau cuma buat nambah-nambah tebal halaman saja…

2. Uji Heteroskedastisitas
Kembali pada pertanyaan yang sama dengan uji autokorelasi… Apa yang dimaksud uji heteroskedastisitas? Apa tujuannya? Uji ini dilakukan untuk melihat apakah varians variabel dalam model regresi sama atau tidak. Jika sama maka disebut homoskedastisitas, jika tidak disebut heteroskedastisitas. Masih bingung??? Tanya aja mbah google, jujur saya juga masih bingung sama defenisi dan tujuannya. Tujuan saya adalah untuk memberikan anda pemahaman pada hubungan uji asumsi klasik dengan data panel, jadi masalah lain Insha ALLAH banyak kok pembahasannya (padahal gak tau sebenarnya hehe).  Intinya, uji heteroskedastisitas wajib digunakan , mau anda menggunakan data time series, cross section dan data panel sekalipun! Apakah anda sudah coba dan gagal? Tenang saja, ada banyak metode uji heteroskedastisitas, kalau yang satu gagal cari yang lain sampai berhasil. Dan itu hukumnya “sah-sah saja” hehe. Beberapa metodenya antara lain: Analisis grafik, metode Glejser, metode Park, metode White, metode Rank Spearman dan metode Goldfeld-Quandt. Dan perlu anda ingat, saat ingin melakukan uji ini di aplikasi Eviews, bentuk data anda tidak boleh “Pooled” tapi dengan model biasa. Caranya? Googling saja, banyak kok di youtube. Saran saya, karena aplikasi Eviews susah-susah gampang, pakai SPSS saja. Serius, daripada anda kebingungan pakai SPSS saja! Hehe.

3. Uji Multikolinearitas
Langsung saja, uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah terjadi korelasi linear yang mendekati sempurna antara lebih dari dua variabel bebas. Jadi intinya, yang diperbandingkan adalah variabelnya, bukan data-datanya! So, uji multikolinearitas sama dengan uji heteroskedastisitas juga hukumnya “WAJIB” dilakukan! Uji ini dilakukan dengan melihat nilai VIF (variance inflation factor) dan nilai Tolerance (TOL) setiap variabel. Yang perlu anda ketahui, adalah bahwa nilai VIF = 1/TOL. Jadi kalo didapatkan TOL = 2, maka nilai VIF-nya? Ya, 0.5 alias 1/2. Standar aman variabel anda dikatakan bebas dari masalah multikolinearitas adalah jika nilai VIF-nya kurang dari 10 dan/atau nilai TOL-nya lebih besar dari 0,10 (0,10 ini bukan berasal dari nilai alpha, seperti 0.1, 0.05, atau 0.01). Caranya? Silahkan di googling, ada ratusan tutorialnya. Saran saya sekali lagi, pakai SPSS! (tanpa bermaksud merendahkan Eviews atau STATA hehe).

4. Uji Normalitas
Nah ini dia salah satu uji asumsi klasik yang harus anda pahami logikanya sama dengan uji autokorelasi. Uji normalitas dan uji autokorelasi adalah partner in crime melawan DATA PANEL. Oke, kembali ke laptop. Sebelumnya anda harus tahu persis apa sih tujuannya uji normalitas? Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data anda terdistribusi secara normal atau tidak. Bila pada data anda terdapat nilai-nilai ekstrim sebagai contoh seperti -876 atau +876 sedangkan rata-rata data anda berkisar +/-20, maka data anda tidak terdistribusi secara normal. Lalu, bagaimana dengan rasio keuangan perusahaan? Perhitungan mereka sudah seperti itu, masa kita mau salahkan perusahaan yang mengeluarkan data yang jauh beda dengan nilai rata-rata data perusahaan lain??? Eits… sabar dulu. Kita kembali pada tujuan uji normalitas, tujuannya adalah untuk mengetahui “APAKAH DATA TIDAK MELENCENG TERLALU JAUH DARI NILAI RATA-RATA”. So, bila yang anda gunakan berasal dari data sekunder apalagi bersifat panel dengan sampel yang lebih dari satu perusahaan, maka anda “dianjurkan” untuk tidak melakukan uji normalitas. Alasannya sama dengan uji autokorelasi, hasilnya tidak akan ada artinya sama sekali!!! Maka dari itu, uji normalitas biasanya dilakukan karena anda menggunakan data primer, terjun langsung ke lapangan, pakai kuesioner dan sebagainya. Lalu pertanyaannya, apakah semua data sekunder tidak harus melakukan uji normalitas??? Eits, jangan cepat ambil kesimpulan dulu. Anda tetap wajib melakukan uji normalitas jika anda mengamati satu perusahaan saja, meskipun datanya bersifat sekunder.

Oke, sebagai kesimpulan, bagi anda-anda yang memiliki data panel dan hendak melakukan uji asumsi klasik, maka yang diwajibkan bagi anda adalah uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas. Untuk uji autokorelasi dan normalitas sebaiknya tidak dilakukan, karena hasilnya tidak memberikan makna sama sekali. Dan sekali lagi, tidak ada uji asumsi klasik khusus untuk data panel, karena uji asumsi klasik hanya untuk data yang posisinya jelas apakah time series atau cross section, adapun data panel sendiri lebih bersifat cross section. Adapun untuk uji regresinya silahkan anda menggunakan regresi data panel yang disediakan aplikasi Eviews. Caranya? Silahkan di googling hehe…
Wassalam.

Akhmad Azhari
S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Hasanuddin
Ditulis: Makassar, 26 Februari 2016

Comments

  1. terimakasih, sangat membantu sekali untuk saya yg sedang menggunakan data panel

    ReplyDelete
  2. terimakasih, sangat membantu sekali untuk saya yg sedang menggunakan data panel

    ReplyDelete
  3. Sama-sama, senang bisa membantu :)

    ReplyDelete
  4. Terima kasih banyak... Sangat membantu saya dalam pengerjaan skripsi saya... Sebelumnya saya ingin bertanya untuk statemen yg tidak mengharuskan data panel untuk diuji normalitas dan autokorelasi bisa dibaca dibuku apa yaa??

    ReplyDelete
  5. Terima kasih banyak... Sangat membantu saya dalam pengerjaan skripsi saya... Sebelumnya saya ingin bertanya untuk statemen yg tidak mengharuskan data panel untuk diuji normalitas dan autokorelasi bisa dibaca dibuku apa yaa??

    ReplyDelete
  6. Untuk uji autokorelasi silahkan dibuka artikel berikut, disitu sekaligus dicantumkan sumber pustakanya:

    https://dosen.perbanas.id/regresi-data-panel-2-tahap-analisis

    Untuk uji normalitas, pada dasarnya data sekunder memang tidak membutuhkan uji normalitas karena persebaran datanya tidak ditentukan oleh peneliti. Berbeda dengan data primer yg persebaran datanya harus diuji terlebih dahulu oleh peneliti. Akan tetapi, bukan berarti semua data sekunder tidak dilakukan uji normalitas, utamanya bila data tersebut adalah time series maka tetap dibutuhkan uji normalitas. Sedangkan data panel lebih bersifat cross section, sehingga tidak logis jika menguji kenormalan persebaran data jika harus membandingkan data satu perusahaan dengan perusahaan lain. Untuk referensinya silahkan baca bukunya Gujarati: Basic Econometrics.

    ReplyDelete
  7. Boleh minta alamat emailnya ?

    ReplyDelete
  8. @Putri Anggraini:

    Ini alamat email saya...
    azharimasri@yahoo.com

    ReplyDelete
  9. Ente berpendapat uji autokorelasi pada data panel tidak perlu dilakukan dasarnya dari mana Bro? Lantas untuk apa uji autokorelasi data panel seperti Wooldridge test dikembangkan? Kalau data panel dengan waktu yang singkat hal itu mungkin masuk akal, tapi kalau panelnya memiliki waktu yang panjang gimana? Kalau mau nulis sertai sumber Bro, jangan asal omdo....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dari buku Gujarati terbitan 1992. Jika blog anda diberikan masukan, tanggapi lah dengan bijak. Jangan lantas komentar saya dihapus, dan anda mengatakan saya "omdo". Visitor blog anda mengira saya mengada-ada.

      Delete
    2. Dari buku Gujarati terbitan 1992. Jika blog anda diberikan masukan, tanggapi lah dengan bijak. Jangan lantas komentar saya dihapus, dan anda mengatakan saya "omdo". Visitor blog anda mengira saya mengada-ada.

      Delete
    3. This comment has been removed by the author.

      Delete
  10. Terima kasih kritik yg sangat membangun. Tenang saja, sy menulis ada rujukannya :). Sy hanya mencoba menjelaskan uji asumsi klasik pada data panel pada mereka yg betul" baru pada dunia statistik dengan cara yg mudah dimengerti. Karena sy pernah berada pada kesulitan yg sama.
    Adapun untuk penemuan Wooldridge sy sudah membaca sedikit. Mungkin ada baiknya anda menjelaskan kepada pembaca bagaimana Wooldridge bisa menghilangkan bias pada uji autokorelasi pada data panel? Apa yg anda maksud dengan data panel yg banyak? Bagaimana parameternya? Lalu bgmn solusi aplikatif yg bisa dilakukan? Karena tidak semua yg membaca tulisan ini adalah statistikan, kebanyakan hanya mereka yg sedang berusaha menyelesaikan penelitian, termasuk saya dulu. Kalau bisa tolong anda jelaskan secara sederhana dan mudah dimengerti.
    Hal tsb akan sangat membantu. Terima kasih.

    ReplyDelete
  11. Uji autokorelasi bukan untuk menghilangkan bias, tetapi untuk mendeteksi ada tidaknya serial korelasi pada model. Setelah disimpulkan ada korelasi serial pada model, maka baru dilakukan treatmen pada model. Untuk Wooldridge test silakan anda baca tulisan berikut David M. Drukker (2003). "Testing for serial correlation in linear panel-data models". The Stata Journal Vol. 3, Number 2, pp. 168–177.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bias yg saya maksud adalah hasil uji autokorelasi untuk data panel. Bagaimana memaknai korelasi data time series pada model panel.
      Terima kasih atas rujukan yg diberikan, sangat membantu :).

      Delete
    2. Untuk rujukan, mungkin ada baiknya anda menambahkan juga uji autokorelasi untuk non-linear panel data serta solusi aplikatifnya. Terima kasih.

      Delete
  12. assalamualaikum, kak ada gak tutorial atau langkah2 uji asumsi klasik data panel ini di spss ? klo ada tlg post. kan ya kak... terima kasih

    ReplyDelete
  13. assalamualaikum, kak ada gak tutorial atau langkah2 uji asumsi klasik data panel ini di spss ? klo ada tlg post. kan ya kak... terima kasih

    ReplyDelete
  14. terimakasih, penjelasannya sangat membantu.. kalo boleh tau, untuk referensinya saya bisa baca dibuku apa ya?

    ReplyDelete
  15. Assalamualaikum
    Kak, ada gak bahasan (mungkin tutorial) tentang penyembuhan heteroskedastisitas dan autokorelasi regresi data panel di Eviews ?
    terima kasih Blognya bisa membantu

    ReplyDelete
  16. TERIMA KASIH SEKALI MASBROOOOOOOO..........saya ubek2 uji autokorelasinya berbagai sumber saya pusyingg 70 keliling ngolah data panel yang ga ketemu2..akhirnya Allah SWT menuntun saya (agak lebay sih..hehe) pada blog ini dan menemukan kutipan di skripsi anda..sangat berguna sekali pokonya..semoga Allah membalas semua jasa masbroo..aamiin ya rabb..suksess bro...

    ReplyDelete
  17. @Ibrahim
    boleh gak minta alamat email kamu agar kita bisa sharing mengenai topik data panel ? saya juga sedang ngerjain skripsi mengenai regresi data panel.
    terima kasih.

    ReplyDelete
  18. kasih panduan uji multikol dan hetero data panel pake eviews donk..?? thnkzz..

    ReplyDelete
  19. kasih panduan uji multikol dan hetero data panel pake eviews donk..?? thnkzz..

    ReplyDelete
  20. kasih panduan uji multikol dan hetero data panel pake eviews donk..?? thnkzz..

    ReplyDelete
  21. tolong rujukannya dicantumkan mas. dosen saya juga sempat menjelaskan bahwa uji asumsi klasik tidak diperlukan jika mengunakan data panel. terima kasih

    ReplyDelete
  22. Anda Kebingungan Dan Kesulitan Menyelesaikan Skripsi, Tesis, Disertasi
    Karena Pusing Mikirin Olah Data Analisis Statistika Dengan ANATES, SPSS, AMOS
    LISREL, EVIEWS, SMARTPLS, GRETL, STATA, MINITAB dan DEAP 2.1
    Serahkan Dan Percaya Kepada Kami.
    Kami Siap Bantu Anda.
    Olah Data Semarang (Timbul Widodo)
    WhatsApp : 085227746673
    PIN BB : D04EBECB
    IG : @olahdatasemarang

    ReplyDelete
  23. Terimakasih, artikelnya sangat membantu melawan keraguan saya :)

    ReplyDelete
  24. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  25. hmmm sumber rujukan perlu atau tidaknya ui tersebut ada gg? soalnya kalau untuk skripsi harus ada landasan teori yg jelas kan? walaupun kita tau logikanya seperti yang sudah dijelaskan, terimakasih.

    ReplyDelete
  26. Uji Normalitas adalah untuk mengetahui “APAKAH DATA TIDAK MELENCENG TERLALU JAUH DARI NILAI RATA-RATA”. So, bila yang anda gunakan berasal dari data sekunder apalagi bersifat panel dengan sampel yang lebih dari satu perusahaan, maka anda “dianjurkan” untuk tidak melakukan uji normalitas. Alasannya sama dengan uji autokorelasi, hasilnya tidak akan ada artinya sama sekali!!! Maka dari itu, uji normalitas biasanya dilakukan karena anda menggunakan data primer, terjun langsung ke lapangan, pakai kuesioner dan sebagainya.

    Bisa tolong diberikan sumber rujukan nya kak ? Terima Kasih

    ReplyDelete
  27. Uji autokol tetap dilakukan,dengan syarat model yg didapatkan adalah COMMON DAN FIX ( YANG HOMOS ),kalau dapat fix yg heteros dan mengandung serial korelasi atau yg tidak mengandung juga umumnya begitu,nah sedngkan kalau dapat RANDOM secara otomatis bisa dibilang terbebas dari semua uji asumsi tapi biasanya random effect ini Adjusted R squarenya ini kecil sekal,namun kalau buat skripsi selama ada sumber buku yg bisa dijadikan pegangan dalam berargumentasi dengan dosen penguji saya rasa sah sah saja,jujur saya juga memikirkan hal sama saat berhadapan dgn model panel ini,autokrelasi adalah penyakit yg paling susah disembuhkan.
    Salam dari STIS :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau untuk REM, rujukan buku yang mengatakan dia tidak perlu menggunakan uji asumsi klasik buku apa ya kak? terimakasih sebelumnya

      Delete
  28. Karena model CEM dan FEM yg homos itu estimasinya pake OLS.

    ReplyDelete
  29. Mas mau tanya kalo variabel independen nya ada 5 terus dependennya ada 1 kenapa ya setiap saya olah data ke spss pasti ada warning seperti ini "For the final model with dependent variabel Y, influence statistics cannot be computed because the fit is perfect"
    Mohon bantuannya mas. Terimakasih sebelumnya

    ReplyDelete
  30. Terimakasih atas infonya sangat melegakan sekali....

    ReplyDelete
  31. Olah Data Online
    Perkenalkan kami adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengolahan data statistik untuk keperluan tugas akhir seperti Skripsi, Tesis dan Disertasi maupun untuk karya ilmiah yang menggunakan perhitungan statistik. Tim kami merupakan lulusan dari beberapa perguruan tinggi yang cukup profesional dalam bidang olah data statistik dan kami telah berpengalaman sejak tahun 2013 dalam bidang olah data statistik. Klien kami sangat banyak dari berbagai perguruan baik PTN maupun PTS. Kepuasan Konsumen terutama dalam hal selesainya tugas akhir dengan cepat dan tepat adalah salah satu dari visi perusahaan kami.
    Hubungi kami via SMS/WA 08527746673 dan Email bisnis.blog1976@gmail.com untuk jasa pengolahan data - olah data SPSS, Eviews, AMOS, Lisrel dan Smart PLS untuk skripsi, tesis dan disertasi atau untuk penelitian terapan di perusahaan dan kementerian.
    Olah Data Semarang
    Olah Data Online Se-Indonesia
    Kami berbagi, kami membantu, kami bekerja, mari datang ke kami, sistem kami kekeluargaan

    ReplyDelete
  32. terimakasih mas artikelnya sangat membantu..
    maaf mas, saya mau tanya.. saya sedang masa skripsi.. saya menggunakan data panel menggunakan Stata..dan model yg terpilih adalah Random Effect model.. boleh tanya (tolong dijawab scr teori).. kenapa metode REM tidak perlu menguji heteroskredastisitas?

    ReplyDelete
  33. Boleh tolong dicantumkan mengenai referensi buku yang sigunakan, bahwa uji asumsi klasik tidak diperlukan pada data panel? Karena skripsi tentu membutuhkan referensi buku yang jelas, terlebih lagi bila dosen bertanya. Saya membaca buku gujarati 5th edition, namun tidak menemukan pernyataan bahwa uji asumsi klasik tidak diperlukan pada data panel. Mohon petunjuknya, Terimakasih.

    ReplyDelete
  34. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  35. Terima kasih mas artikelnya sangat membantu. Cm saya masih bingung, kata dosen saya kalo data panel terus model yg dipake itu FEM atau REM katanya ga perlu pake heteros sm auto. Saya jd makin bingung :v terus saya liat diberbagai referensi skripsi itu ko ada yg sama sekali ga pake asumsi klasik yaa, mohon pencerahannya.

    ReplyDelete
  36. ka mau tanya, moga moga dibales.
    apakah sebenarnya spss bisa digunakan olah data panel?
    terima kasih

    ReplyDelete
  37. Assalamualaikum kak,
    Saya Sabila mahasiswi tingkat akhir yang akan melaksanakan sidang skripsi.
    Saya ingin bertanya pak, pengujian saya data panel, 1 variabel terikat dan 3 variabel bebas. Dalam hasil eviews tersebut diperoleh hasil random effect, saya hanya memakai uji multikorelasi dan uji normalitas saja, tidak memakai heteroskedastisitas karna setiap metode white,dll selalu “terjadi uji heteroskedastisitas”. Setelah melihat beberapa referensi skripsi dengan hasil REM juga mereka tidak memakai uji heteroskedastisitas.
    Saya ingin tahu lebih jelasnya pak kenapa Random effect tidak diharuskan memakai uji heteroskedastisitas? Dan apakah uji heteroskedastisitas dalam Random effect hasilnya selalu “terjadi uji heteroskedastisitas” pak?
    Terimakasih sebelumnya kak, wassalamualaikum.

    ReplyDelete
  38. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  39. Tutorial Lengkap Pool Data Panel Dengan EVIEWS
    Merupakan Tutorial Regresi Data Panel Model Pool
    Dengan Menggunakan EVIEWS Sehingga Disebut Dengan
    Tutorial Lengkap Pool Data Panel Dengan EVIEWS
    Klik Link Dibawah Ini Untuk Mendapatkan Tutorialnya
    https://s.id/Panel

    ReplyDelete
  40. https://www.youtube.com/watch?v=Jp-rZnUQZqA
    Video Tutorial Uji Validitas dan Reliabilitas STATA 16 Lengkap
    (Dilengkapi File Materi Dan Software STATA 16)
    Merupakan Panduan Yang Lengkap Dan Detail
    Klik Link Dibawah Untuk Mendapatkannya
    https://bit.ly/UjiSTATA
    https://bit.ly/UjiSTATA

    ReplyDelete
  41. JB Test (Jarque Bera Test) Normality Test With STATA 16
    Jarque–Bera test is a goodness-of-fit test of whether sample data
    have the skewness and kurtosis matching a normal distribution
    Who Needs to Click the Link Below
    https://bit.ly/TesJB

    ReplyDelete
  42. Mengatasi Data Tidak Normal Dengan Central Limit Theorem (CLT)
    Apabila Data Tidak Normal Bisa Memakai Central Limit Theorem (CLT)
    Sebagai Pendukung Kami Berikan Literatur Berupa Penelitian-Penelitian
    Sebelumnya Sebanyak 20 Buah Penelitian
    Bagi Yang Membutuhkan Bisa Klik Dibawah Ini Untuk Unduh Literatur Tersebut
    https://s.id/UjiCLT

    ReplyDelete
  43. boleh dikasih tau ngga pak tidak perlu untuk melakukan uji autokol pada buku gujarati? apakah ada kata-kata yg bisa dikutip? terimakasih, mohon pencerahannya karena saya sedang menyelesaikan skripsi

    ReplyDelete
  44. Terimakasih sekali, sangat bermanfaat

    ReplyDelete
  45. Halo kak, maaf mau tanya, semoga dibales, soalnya saya baru lihat blog ini. Data spanel saya jumlahnya ribuan, dan sudah lulus uji heterokedastisitas dan multikolinearitas, namun belum lulus ujinormalitas.. Jika memang tidak diperlukan uji normalitas, apakah nantinya akan berpengaruh terhadap uji selanjutnya, yaitu MRA dan Uji F dan Uji T? Terimakasih.

    ReplyDelete
  46. Ada pendapat yang mendukung tidak perlu uji asumsi klasik. Saya baca buku yang mendukung pendapat ini Cara Cerdas Menguasai EViews Shochrul R Ajija. Daftar pustaka di buku tersebut
    Aulia T. 2004. Modul Pelatihan Ekonometrika. Surabaya: Fakultas Ekonomi.
    Wibisono Y. 2005. Modul Pelatihan Ekonometrika Dasar, Depok : Lab Ilmu Ekonomi FE-UI

    ReplyDelete

Post a Comment